Skip to main content

Ok clear, hidup adalah ujian




Image by WikiImages from Pixabay


Manusia terlahir di dunia bukan sekedar untuk tamasya.
Sebaliknya, untuk diuji, mana yang ibadahnya paling baik.
Maka valid, di dunia banyak jebakannya.
Jebakan dalam segala hal, senang maupun sedih.



Orang atheis mengembalikannya ke hukum sebab akibat,
setiap pilihan hidup ada konsekuensinya.
Tapi berpikirkah, siapa yang membuat setiap kodrat?
yang menentukan semua itu, dan apa tujuannya?

Hukum gravitasi, ada yang merumuskan hitungannya,
tapi Allah lah yang menciptakan.
Ayat-ayat ada yang tertulis ada yang tersebar di ciptaan-Nya,
jadi jangan bilang tidak pernah diperingatkan.

Di antara orang-orang yang terkena penyakit,
ada yang menangis menderita kesakitan,
hingga menjerit mempertanyakan nasib,
adakah Tuhan jahat dan meninggalkan?

Orang-orang beriman meyakini itu cobaan,
dan memohon ampun atas segala kedzaliman.
Seandainya pun berlangsung hingga akhir zaman,
tetap berdzikir berharap keselamatan.

Dari beberapa golongan yang berlimpah harta,
bercerita kisah kerja keras dan jerih payahnya.
terus bicara kasihan yang miskin artinya kurang usaha,
mengklaim, Tuhan tempat kalian berdoa, justru memuliakannya.

Orang-orang beriman meyakini itu cobaan,
bisa jadi istidraj, maka memohon ampun atas segala kedzaliman.
Seandainya pun berlangsung hingga akhir zaman,
tetap berdzikir berharap keselamatan.

Ingat: Ittaqullah haqqa tuqatih.
Ingat pula: Fastabiqul khairat.
Score terbaik bukanlah di dunia fana ini,
dan yang lebih penting ialah akhirat.

Popular posts from this blog

Agile, Buru-buru, Labil?

Bismillah... Semoga Allah segera meluruskan bila ada yang salah dalam pemikiran saya ini yang hendak saya tuliskan ini. Image by Free-Photos from Pixabay Cerita kali ini tentang salah satu personality traits yang cukup populer di era teknologi saat ini, era digital, era milenial. Tidak lain ialah soal kelincahan, atau agility, yang bagi kalangan gamers

Hijrah Kontemporer, perlukah?

Image by Johannes Plenio from Pixabay Setelah sekian lama masuk ke dunia kerja, rasanya kehidupan tidak semulus kebanyakan dongeng semasa kecil, tidak selurus ajaran di bangku sekolah.    Ya, hidup itu keras, menghalalkan segala cara bisa jadi ada tergantung budaya kantornya, yang sudah mengakar. Maka bagaimanakah nasib muslim kantoran yang sudah terlanjur masuk ke industri yang tidak lurus? 

Mengejar Akhlaq, Umat yang sedikit

Image by John Hain from Pixabay Salam, Ini cerita flashback saya ketika di bangku SD. Kebetulan saya dimasukkan ke sekolah negeri, yang satu kelas isinya banyak sekali murid, sekalipun sudah dibagi kelas pagi dan siang. Pelajaran agama yang diajarkan di sekolah itu ialah agama Islam. Meskipun saya tidak terlalu pandai menghafal, tetapi saya cukup cerdik mempelajari situasi supaya mendapat nilai bagus di mata pelajaran agama tersebut, tentunya bukan dengan mencontek ataupun cara yang tidak mulia lainnya. Sebaliknya, ternyata trik yang saya lakukan itu merupakan pelajaran yang berharga seterusnya bagi kehidupan saya. Akhlaq.