Bismillah..
Pastinya bagi seorang muslim, apabila ia ditanya demikian, tentunya jawabannya/ikrarnya senantiasa menempatkan Al Quran firman Allah menjadi hukum yang paling tinggi. Tidak semua demikian? Meskipun mengakunya muslim?
Mengakunya menjadikan Al Quran itu sebagai pedoman hidup, tapi tidak jarang yang di KTP Islam masih saja gagal paham dalam menjalani hidup, baik dalam aqidah dan syariah yang seringkali dicari-cari pembenaran ketika tidak mengikuti Quran. Perlu contoh? Sebut saja mengenai riba, mau bilang apa?
Bagi saya sendiri, kalau itu firman Allah, maka akan valid sampai akhir zaman, tidak perlu cari-cari makna sebenarnya, karena itu sudah benar. Adapun apabila terkait hadist Rasulullah, bisa jadi berlaku hukum konteks. Tapi dalam Al Quran, jangan ngeles, pasti relevan sampai kiamat.
Lebih baik mengakui tetap mengimani Allah memerintah demikian, namun apa daya hamba masih tenggelam dalam kemaksiatan. Semoga dengan mengaku, maka dibukakan jalan yang lurus ke depan. Aamiin.
Bukan mantera.
Kita juga pastinya imani Quran sebagai ayat suci, tapi jangan salah memahaminya dan kemudian menggunakan sebagai mantera. Contoh, ada orang kesurupan, dibacakan ayat suci, tapi seringkali melayang, istilahnya was we wos dalam mengucapkannya tapi meninggalkan makna kandungannya, yang apabila betul setelah diucapkan itu kemudian kesurupannya berhenti, namun dikhawatirkan kemudian masyarakat mengira itu sebagai mantera ajaib. Ngeri sekali.
Tapi sadarkah kita, Al Qur'an itu Kalam Allah?
Mari kita pelajari kembali, fungsi Quran menurut Quran itu sendiri, antara lain Huda linnas, Bayyinat milhuda, wal Furqan.
Surat Al-Baqarah 185
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur. (Q.S. 2 : 185)